Breaking News

soalpsikotes / tes-ketegasan-disiplin


Tes kesehatan sebelum diklat? 

Diklat, serangkaian kegiatan penerimaan anggota BRIGADE PII  yang rata-rata dilaksanakan 3-10 hari di lapangan. Dengan bekal yang memang bisa dibilang sedikit untuk melatih kemampuan survival, bahkan dengan istirahat yang minim. Pada saat itu fisik peserta diklat biasanya berada di level terendah. Asupan gizi dan istirahat yang cukup terabaikan ditambah dengan faktor stress menyebabkan imunitas tubuh pun turun  dan bisa saja pada saat itu penyakit yang telah ada kembali menimbulkan gejala. Karena itu serangkaian persiapan yang sempurna harus dilakukan sebelum diklat. Biasanya kebanyakan melakukan latihan fisik jauh hari sebelum kegiatan diklat, di antaranya dengan jogging.

Namun selain latihan fisik, ada hal yang juga penting untuk dilakukan. Tes fisik dan wawancara kesehatan yang seringkali diabaikan. Beberapa kelompok brigade pii membuat syarat adanya keterangan sehat dari tim kesehatan. Beberapa di antaranya menunjuk orang/ kelompok yang kurang kompeten untuk melakukan tes kesehatan. Sebenarnya apa sih tujuan tes kesehatan sebelum diklat? Dan tes kesehatan apa yang seharusnya dilakukan?

Beberapa kali kejadian yang tidak di harapkan terjadi saat diklat di lingkungan pii. Hal ini menggugah saya untuk menulis sedikit tentang persiapan diklat. Kelompok brigade pii, identik dengan fisik yang kuat dan tampak sempurna, mungkin hal inilah yang membuat kita kurang waspada terhadap fisik seseorang. Kegiatan diklat biasanya diikuti oleh pelajar baru yang mungkin baru saja dikenal oleh panitia diklat sehingga seperti apa fisiknya mungkin belum diketahui oleh panitia. Tes kesehatan merupakan bagian dari menjaga keselamatan peserta diksar yang menurut saya tidak boleh diabaikan. Di alam sana apapun bisa tejadi, dan seseorang yang terlihat kuat di luar mungkin saja di dalamnya ada sesuatu yang tidak beres.

Apa saja yang dilakukan ketika tes fisik? Biasanya kegiatan ini terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama adalah wawancara kesehatan dan sesi kedua adalah tes kesehatan. Saat wawancara kesehatan biasanya kami menanyakan:
1. riwayat penyakit yang pernah diderita dan masih diderita.
2. Riwayat mondok dan riwayat operasi,
3. riwayat penyakit asma dan alergi,
4. riwayat patah tulang,
5. riwayat penyakit tuberkulosis

Beberapa penyakit bisa memburuk dalam keadaan imunitas tubuh yang rendah. Banyak penyakit bisa menjadi lebih parah. Pada penyakit asma, kami harus memastikan peserta sudah memiliki obat pengontrol dan obat peleganya. Pada peserta yang pernah patah tulang, kami harus memastikan peserta aman jika mengikuti diklat. Oleh karena itu wawancara kesehatan ini harus dilakukan oleh orang yang kompeten di bidang kesehatan yaitu dokter. Kesimpulan dari wawancara ini bersifat holistik dan saling terkait sehingga tidak boleh diberikan oleh sembarang orang.
Sesi kedua adalah tes kegaran. Biasanya yang kami lakukan adalah
1. lari bolak balik pada suatu jarak dengan waktu tertentu yang semakin lama semakin sempit. Dari situ kami menilai kemampuan fisik seseorang dengan suatu standar.

Dari kedua sesi tersebut kemudian kami memberikan masukan dan saran kepada panitia. Memberikan gambaran pada panitia tentang kondisi fisik pesertanya, juga memberikan batasan sampai di mana seorang peserta boleh diijinkan mengikuti diklat. Namun keputusan tetap berada di tangan panitia diklat, karena merekalah yang akan bertanggung jawab terhadap pesertanya. Biasanya kami juga membagi ilmu bagaimana penanganan jika seseorang pesertanya dengan kondisi tertentu sakit saat di lapangan.Surat keterangan sehat dari dokter sebenarnya tidak buruk. Namun kekurangannya adalah dokter yang memeriksa tidak bisa berkomunikasi dengan panitia diklat. Selain itu beberapa dokter memberikan surat keterangan tanpa pemeriksaan yang teliti.

Menurut saya pribadi keselamatan peserta lebih penting dari pada harus selesainya peserta tersebut mengikuti diksar. Sekali lagi jangan mengabaikan kondisi fisik seseorang. Sebisa mungkin lakukanlah tes kesehatan. Memang kami tidak menjamin apa yang akan teradi di lapangan, karena semua ada di bawah kuasaNya, tapi sebuah usaha pencegahan semoga berbuah lebih manis. Kami dengan senang hati akan membantu dan membagikan apa yang kami punya jika ada yang membutuhkan.
1.tes Kesehatan

Untuk tes kesehatan pastikan diri anda sehat, sebelum melakukan tes kesehatan alangkah baiknya anda mencoba Tes terlebih dahulu ke dokter sehingga anda tau apa kekurangan pada diri anda yang perlu diperbaiki, jaga berat badan anda.

3. Tes Jasmani
Usahakan dalam tes jasmani anda sudah melatih diri anda terlebih dahulu, cek berapa meter kemampuan anda dalam berlari dalam waktu 12 menit, minimal anda mendapat 2800 meter. Untuk PULL UP minimal 12 kali, SIT UP dalam 1 menit 42 kali, PUSH UP 42 kali, SUTTLE RUN 18 detik. Renang usahakan menggunakan Gaya Dada.

4.Tes Wawancara
Pada saat tes wawancara hafalkan Lagu lagu kebangsaan, hafalkan nama nama pahlawan, hafalkan peristiwa peristiwa penting yang pernah terjadi di Indonesia, dan jawab pertanyaan sesuai dengan logika

5. Tes Psikologi
Kuasai menggambar hewan, manusia, pohon dan Hitungan koran. serta membuat gambar dari sebuah garis mapun titik yang berhubungan dengan BRIGADE PII.

1.   Menurut Anda sendiri… apakah Anda ini pintar?
(ingat, ada beda antara rendah hati dan rendah diri. Dan ini bukanlah waktu untuk menjadi sempurna pada keduanya.)

Iya. Dalam artian bahwa kepintaran di sini bukan sekedar diukur dari hasil tes IQ. Saya pikir kepintaran seseorang akan benar2 tampak ketika seseorang menghadapi beragam situasi dan berinteraksi dengan banyak orang. Dan dari aspek itulah saya merasa miliki keunggulan. Saya memiliki rasa percaya diri yg besar pada kemampuan saya untuk bekerja dengan orang lain, menyelesaikan permasalahan bisnis, dan juga membuat keputusan yg terkait urusan kerja. Tentu saja masih ada banyak hal yang saya belum tahu, tapi saya optimis bahwa saya bisa mempelajarinya. Sehingga saya lalu juga mengartikan kepintaran sebagai kemampuan yg baik untuk mengajukan pertanyaan pintar, mendengarkan dengan seksama, dan menyadari tak ada orang yg tahu tentang segalanya.

2.   Apakah Anda merasa bosan bila harus melakukan pekerjaan yg sama berulang-ulang?
Tidak juga. Bila pekerjaan itu memang sudah menjadi tugas saya, maka saya tidak akan merasa bosan karena itu memang tanggung jawab saya untuk merampungkannya dengan kemampuan terbaik. Menurut saya, pekerjaan itu tidaklah harus punya sifat menghibur, yg penting saya telah meyakini bahwa itu adalah harga yg harus dibayar untuk meraih kesuksesan yg lebih tinggi.

Saya berpendapat bahwa bila ada seseorang yang mudah bosan dengan repetisi, maka dia bisa jadi akan mengalami masalah yg cukup serius nantinya. Karena terkadang kita harus mengesampingkan kesukaan kita dan berfokus pada melakukan apa2 yang memang harus dilakukan – meskipun itu bukanlah suatu hal yg baru.
Saya pikir sampai saat ini saya sudah terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas saya sehingga sampai2 tidak sempat untuk merasa bosan

3.   Anda lebih menyukai kerja dalam tim atau sendirian?
Bekerja dalam tim adalah salah satu elemen terpenting dalam sukses karir dan juga hidup. Sepengetahuan saya, bila seseorang tidak bisa bekerja dengan baik dalam tim, maka dia pun biasanya juga akan susah untuk bekerja dan berkomunikasi secara produktif dalam hubungan orang per orang.

Meskipun kerja tim amatlah penting, namun saya tetap mampu produktif dalam bekerja sendirian. Terkadang tekanannya memang terasa lebih berat, tapi saya sudah terbiasa untuk menganggapnya sebagai tantangan. Terkait manakah yg saya pilih; apakah bekerja dalam tim atau sendiri, maka itu tergantung pd manakah cara yg terbaik untuk merampungkan pekerjaan. Atas pilihan mana pun, saya masih bisa bekerja sama kerasnya dan dgn inisiatif penuh.

4.   Apakah Anda suka bekerja dengan “benda”; apapun bentuknya?
(bila memang iya, apalagi pekerjaannya memang membutuhkan kompetensi teknis)

Ya, sedari dulu saya memang punya bakat dan kecepatan dalam mempelajari kemampuan teknis. Saya suka sekali bekerja dengan mesin dan gadget. Ketertarikan saya itu membuat saya bisa mengoperasikan banyak perangkat. Meskipun begitu saya juga punya kemampuan untuk mengkonseptualisasi sebuah penugasan dan lalu menerjemahkan konsep itu ke dalam bentuk konkrit implementasi di lapangan (baca: artinya klo Bapak ngasih saya perintah, bapak ndak perlu tahu tentang cara pengoperasian perangkat/mesin/gadget untuk memfasilitasi perintah itu. Cukup katakan saja perintahnya, ntar saya bisa kok mendayagunakan semua perangkat/mesin itu untuk memfasilitasi keinginan bapak.)

5.   Apakah Anda suka bekerja dengan angka?
(bila memang iya, or bila pekerjaannya membutuhkan kemampuan analitis dan matematis)
Tentu saja. Itu memang yang menjadi dasar untuk pekerjaan ini. Saya punya bakat yg kuat dlm mengurusi angka saya mampu menangani sisi hitung2an dari bisnis. Pencatatan dan pembukuan yg akurat memang bagian manajemen yg penting dan bisa membantu dalam menunjukkan wilayah2 yg bisa dikembangkan. Dan di bagian situlah saya memiliki bakat dan kemampuan.

6.   Apakah Anda suka bekerja dengan orang?
(bila memang iya, atau situasi yang diharapkan memang adalah kerja tim)
Iya, sangat. Bila kita bermaksud untuk memenuhi target dan menindaklanjuti rencana pertumbuhan yang telah dicanangkan, maka kita memang harus mengatur dan mengkoordinasi kerja dari banyak orang. Saya percaya dengan kekuatan sinergi dalam kerja tim, di mana daya kreativitas yang muncul di sana akan lebih besar ketimbang yang bisa dimunculkan oleh orang per orang secara sendiri-sendiri.
(tapi bila tidak, atau bila pekerjaannya menuntut Anda untuk bisa kerja sendirian)

Saya selalu bisa bekerja dengan orang lain, tapi saya tak punya kesulitan untuk bekerja sendirian. Saya punya kemampuan inisiatif yang besar. Saya juga bisa membuat target-target secara mandiri, atau menjalani target yang ditugaskan dan merampungkannya.

7.   Apakah Anda betah menangani hal-hal detail?
Iya, saya kira begitu. Saya bersedia melakukan apa-apa yang ditugaskan kepada saya. Bila ketelitian ekstra pada detail adalah salah satu prasyarat di dalamnya, maka saya pun akan melakukannya. Saya percaya bahwa sukses dan percepatan karir adalah hasil langsung dari terlaksanya tugas dengan baik, termasuk di dalamnya adalah ketelitian pada hal-hal yang detail.

8.   Apakah Anda punya jiwa kompetitif?
Iya, saya punya itu. Menurut saya, sifat kompetitif itu diperlukan agar bisa sukses di lingkungan korporat. Namun dengan sifat kompetitif ini bukan berarti berkompetisi secara ganas dengan rekan kerja untuk mendapatkan pengakuan, kenaikan gaji, atau promosi. Bila saya bekerja dengan baik dan selalu memberikan upaya terbaik, saya yakin imbalannya pasti akan datang.
Yang penting, kompetisi terbesar adalah dengan diri saya sendiri. Maksudnya, saya selalu berusah memecahkan rekor pribadi saya sendiri – untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih cepat dari yang sudah pernah saya lakukan.

9.   Apa yang Anda lakukan bila Anda punya cara pandang yang berbeda dengan atasan?
Yang jelas saya bukan seorang yes-man. Tapi meskipun begitu, saya cukup berhati-hati dengan bagaimana saya mengekspresikan pendapat. Saya tidak akan seenaknya menyatakan ketidaksepakatan saya atas pimpinan di depan banyak orang. Karena saya tahu rata-rata orang tidak suka dicela di depan umum. Selama rapat berlangsung, saya biasanya membuat mencatat dengan baik, lalu memberikannya kepada orang lain secara rahasia. Saya percaya kita bisa menunjukkan ketidaksepakatan dengan tanpa menunjukkan sikap pertentangan. Yang penting kan bukan ketidaksepakatan kita itu, namun adalah agar pendapat kita didengar dan dihargai. Dan saya tahu betul bahwa cara kita menyampaikan sesuatu akan menentukan apakah pendapat kita akan didengarkan atau tidak.

Tidak ada komentar