PEMETAAN PELAJAR
·
PENDIDIKAN
a.
Sistem pendidikan yang sentralistik dan
cenderung menutup peran pelajar untuk mengaktualisasikan diri. Sistem
pendidikan yang tidak akomodatif terhadap pelajar –adanya hidden target ; Paullo Friere.
b. Kurang
mampunya lembaga pendidikan untuk menjawab kebutuhan peserta didik.
c. Lembaga
pendidikan yang berorientasi profit-materialistis sehingga menutup peluang bagi
pelajar untuk mendapatkan pendidikan yang layak, akibatnya jumlah usia pelajar
putus sekolah semakin meningkat.
d. Metode
pembelajaran yang menindas, dimana posisi guru adalah manusia super yang
seolah-olah mampu menjawab segala persoalan yang ada, atau dengan kata lain
guru berperan sebagai pemindah ilmu yang mengakibatkan yang pada akhirnya
minimnya kreatifitas peserta didik.
e. Penilaian
yang palsu sehingga tidak membentuk manusia yang memiliki kesadaran murni.
Hal diatas menyebabkan Pelajar memilih
berprestasi di luar sekolah dari pada didalam sekolah. Celakanya hal ini
dimanfaatkan oleh kapitalis dunia dengan jalan menyediakan fasilitas-fasilitas
yang cukup menyenangkan pelajar sehingga kapitalis mendapatkan keuntungan.
Budaya-budaya pun sengaja diciptakan kapitalis untuk melancarkan usaha
kapitalis.
·
BUDAYA PELAJAR
Budaya pelajar yang saat ini muncul tidak
akan lepas dari permasalahan sistem pendidikan. Dan budaya yang datang dari
luar yang dengan sengaja diciptakan oleh kapitalis dunia melalui media massa
dan elektronik berpengaruh terhadap gaya hidup mereka.
a. Kriminalitas
pelajar seperti mencuri, merampok, minum-minuman keras, drug, prostitusi,
bahkan membunuh.
b. Romantisme
pelajar seperti sek bebas dll telah nampak dalam kehidupan yang berdekatan
dengan kita. Dalam hal ini pelajar bukan hanya menjadi subjek dari kriminalitas
juga menjadi objek.
c. Hedonisme
pelajar yaitu dimana pelajar yang sangat senang sekali dengan hura-hura, pergi
ke diskotik, pub, karaoke, biliard, dan lain-lain.
d. Tawuran
pelajar kerap kali terjadi. Bahkan kelompok-kelompok atau geng-geng pelajar
lebih senang untuk digiati dari pada aktif dilembaga-lembag yang memberikan
pendidikan.
Dimensi pertama, pelajar kriminal, berinilai -2, pada dimensi ini berada dalam komunitas
pelajar baik saling berhubungan atau tidak berhubungan hidup dalam dunia
mengerikan, perbuatan-perbuatannya mencuri, mencopet, merompok, minum-minuman
keras, drugs, prostitusi, bahkan membunuh, yang jelas pelajar dalam kelompok
ini terperangkap dalam dunia keji baik itu secara sadar maupun tidak sadar,
baik sengaja atau tidak sengaja .
Dimensi kedua, pelajar fantasi, diberi nilai –1, pelajar di dimensi ini
hidup di dunia khayal, dengan game dan time zone nya, buku-buku komik, anime,
film, iklan, mode….sehingga mereka lupa dengan diri nya sendiri, mereka ini
hidup di alam mimpi, khayal dan angan-angan
mereka jadi sosok yang jagoan, sosok yang keren sesuai
dengan idola mereka, suka pamer, nongkrong-nongkrong, ngeceng-ngeceng, dan
tauran.
Dimensi ketiga, pelajar romantis, di beri nilai 0, pelajar di dimensi ini
pelajar yang sedang di mabuk cinta,di telan asmara, kerja nya pacaran atau
mencari pacar, kencan, atau mencari teman kencan, sebagian hidup nya sering di
sibukkan dengankegiatan-kegiatan interaksi dengan pasapangan lawan jenisnya, pikiran dan hatinya terpengaruh oleh kondisi romantisme ini …kadang-kadang memotipasi keadaan lebih baik
memacu prestasi kadang-kadang sebaliknya …
Dimensi keempat, pelajar prestasi, diberi nilai +1, pelajar di dimensi ini
pelajar yang sadar dan mengoptimalkan dirinya mengembangkan minat, bakat, dan
potensinya untuk berprestasi sebaik- baiknya, bisa prestasi di akademis,
prestasi di bidang seni, olahraga, keagamaan, atau juga prestasi dimasyarakat
dengan aktif di organisasi-organisasi yang dapat
mengaktuallisasikan diri nya.
Dimensi kelima, pelajar ideal, diberi nilai +2, pelajar di dimensi ini
pelajar yang sudah sholeh, cerdas, proaktif, mudah bergaul dengan di dimensi
pelajar manapun dan disukai, berkepemimpinan… seluruh karakter yang menempel di
di nya selalu positif.
Herman
Tapas
Tidak ada komentar
Posting Komentar